Makalah yang ditulis oleh Y. Marpaung ini bisa langsung Anda download dengan
KLIK DI SINI
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI), sebagai
suatu gerakan untuk memperbaiki mutu pendidikan matematika di Indonesia dimulai
pada tahun 2001 di 12 SD/MIN di tiga kota di Jawa oleh 4 LPTK, yaitu UPI di
Bandung, UNY dan USD di Yoyakarta serta
UNESA di Surabaya dengan dukungan Ditjen Dikti. Setiap LPTK bermitra dengan 3
SD/MIN. Pengembangan PMRI dilakukan
dengan pendekatan bottom-up (seperti
pertumbuhan pohon: mulai dari kecil, secara perlahan tumbuh semakin tinggi dan
membesar), bukan top-down.
Pengalaman penelitian
yang disebutkan di atas, menginspirasi kami untuk merumuskan dan mencoba
mempraktekkan PMRI di lapangan dengan karakteristik sebagai berikut:
- Siswa aktif dan
guru pun aktif.
- Pembelajaran
dimulai dengan menyodorkan pada siswa masalah-masalah kontekstual.
- Siswa diberi
kesempatan menyelesaikan masalah itu dengan strategi sendiri.
- Guru memenij kelas
sedemikian rupa sehingga interaksi dan negosiasi dapat berlangsung dengan
tertib.
- Guru menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan (tidak tegang).
- Materi pelajaran
diusahakan saling berkaitan satu sama lain.
- Guru bertindak
sebagai fasilitator dengan mempraktekkan ‘tutwuri handayani’.
- Siswa dimotivasi untuk berani mengutarakan ide, bertanya tanpa rasa takut terhadap
kesalahan.
- Dalam membantu
siswa menyelesaikan masalah guru menggunakan pendekatan SANI (santun, terbuka
dan komunikatif), empatik dan menghargai pendapat siswa dengan mempraktekkan “tepa selira, ngewongké wong”.
- Siswa diberi
kebebasan memilih dan menggunakan modus representasi yang dapat membantunya
mengkonstruksi konsep matematika atau menyelesaikan masalah.